Manusia dan pohon itu seperti cermin satu sama lain, apa yang kita lihat kanan di cermin maka itu adalah kiri kita, yang kita lihat kiri maka itu adalah kanan kita. Meskipun yang kanan ada di kiri dan yang kiri ada dikanan, cermin adalah gambaran nyata tubuh kita. Jika kita terlihat baik maka baiklah kita, jika terlihat buruk maka buruk lah kita.
Setiap hari manusia mengelurkan CO2 untuk kelangsungan nafasnya, pohon mengeluarkan oksigen untuk fotosintesisnya. Manusia menghirup oksigen untuk bernafas, pohon menyerapa CO2 untuk fotosintesisnya.
Dalam sebuah kegiatan yang diadakan PBB (UNFCC) di Oslo- Norwegia, yang bertajuk "Forum Hutan Tropis" yang seharusnha merayakan tentang keberhasilanya dalam mengurangi gas emisi di bumi, tapi hasinya malah sebaliknya. Dalam kegiatan ini dilaporkan bahwa dari tahun 2011-2017, 50% hutan teropis berkurang, bahkan para ahli nampak tidak berdaya untuk mejaga hutan tropis ini.
Dan lagi-lagi negara dengan hutan tropis luas pun menjadi kambing hitamnya. Berzil dan Indonesia menjadi nagara yang memiliki hutan tropis terluas termasuk yang dianggap tidak dapat menjaga. Namun kalau kita telisik kembali penyebab hutan tropis berkurang bukan lah sepenuhnya salah negara tersebut. Konsumsi protein nabati yang meningkat didunia termasuk uni eropa dan asia memaksa Berazil membuka lahan baru. Berazil membuka lahan dan negara lain membeli produknya.
Indonesia yang membuka lahan untuk kebutuhan minyak kelapa sawit yang terus meninggkat, di gunakan dalam negri hanya 40% sisanya di ekspor untuk kebutuhan negara lain.
Dari gambaran diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa kesalahan bukanlah sepenuhnya disebabkan negara yang memiliki hutan tropis terluas, tapi ada pengaruh dari negara lain juga.
Pohon tersebut adalah seperti jantung, yang mempompa darah keseluruh tubuh. Pohon mengeluarkan oksigen untuk kebutuhan kita, pada sisi lain manusia mengeluarkan CO2 yang diserap oleh pohon untuk fotosintesisya. Namun penbeluaran CO2 bukanlah hanya dihasilkan oleh manusia, kendaraan juga termasuk penghasil 5 ton CO2 pertahun. Lalu bagaimana itu diserap jika pohon-pohon selalu berkurang setiap tahunya?. Wajah keriput akan terlihat dicermin karena kekurangan oksigen.
Setiap hari manusia mengelurkan CO2 untuk kelangsungan nafasnya, pohon mengeluarkan oksigen untuk fotosintesisnya. Manusia menghirup oksigen untuk bernafas, pohon menyerapa CO2 untuk fotosintesisnya.
Dalam sebuah kegiatan yang diadakan PBB (UNFCC) di Oslo- Norwegia, yang bertajuk "Forum Hutan Tropis" yang seharusnha merayakan tentang keberhasilanya dalam mengurangi gas emisi di bumi, tapi hasinya malah sebaliknya. Dalam kegiatan ini dilaporkan bahwa dari tahun 2011-2017, 50% hutan teropis berkurang, bahkan para ahli nampak tidak berdaya untuk mejaga hutan tropis ini.
Dan lagi-lagi negara dengan hutan tropis luas pun menjadi kambing hitamnya. Berzil dan Indonesia menjadi nagara yang memiliki hutan tropis terluas termasuk yang dianggap tidak dapat menjaga. Namun kalau kita telisik kembali penyebab hutan tropis berkurang bukan lah sepenuhnya salah negara tersebut. Konsumsi protein nabati yang meningkat didunia termasuk uni eropa dan asia memaksa Berazil membuka lahan baru. Berazil membuka lahan dan negara lain membeli produknya.
Indonesia yang membuka lahan untuk kebutuhan minyak kelapa sawit yang terus meninggkat, di gunakan dalam negri hanya 40% sisanya di ekspor untuk kebutuhan negara lain.
Dari gambaran diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa kesalahan bukanlah sepenuhnya disebabkan negara yang memiliki hutan tropis terluas, tapi ada pengaruh dari negara lain juga.
Pohon tersebut adalah seperti jantung, yang mempompa darah keseluruh tubuh. Pohon mengeluarkan oksigen untuk kebutuhan kita, pada sisi lain manusia mengeluarkan CO2 yang diserap oleh pohon untuk fotosintesisya. Namun penbeluaran CO2 bukanlah hanya dihasilkan oleh manusia, kendaraan juga termasuk penghasil 5 ton CO2 pertahun. Lalu bagaimana itu diserap jika pohon-pohon selalu berkurang setiap tahunya?. Wajah keriput akan terlihat dicermin karena kekurangan oksigen.
Post a Comment