Jum'at (212) semakin dekat. Agenda akbar Aksi Bela Islam Jilid Tiga menjadi fokus umat. Sebagian sudah berazam kuat untuk berangkat. Sebagian lain masih menimbang antara madhorot dan manfaat.
Kabar Mujahadah long march saudara Muslim dari Ciamis membuat kita banyak menangis. Panas, hujan dan gerimis mereka tepis. Pelarangan fihak kepolisian terhadap pengusaha bis tidak mereka gubris. Begitulah jiwa pasukan Shalahudin Al Ayyubi yang kapalnya dibakar habis.
Momentum bersejarah ini akan menguji tingkat keberagamaan kita. Apakah hanya menjadi seorang Muslim saja?. Atau mau dan mampu membuktikan manisnya Iman di dada?. Bahkan sanggup menjadi Muhsin yang merasa bahagia dalam jihad di jalanNYA?.
Sejarah telah dengan jelas mengabarkan betapa dahsyatnya pengaruh iman. Betapa Abu Bakar Ash Shiddiq merasa begitu khawatir mendampingi Rasulullah Muhammad SAW di dalam gua nan penuh kegelapan. Musuh Islam sudah ada di hadapan. Ia tidak khawatir jika dirinya yang harus mengalami penderitaan bahkan kematian. Namun ia sangat resah dan gelisah jika Rasulullah Muhammad SAW harus segera meninggalkan kehidupan, sementara dakwah Islamiyyah belum sampai pada puncak harapan. Ia begitu galau dengan terputusnya ajaran Islam. Itulah kesedihan tertinggi karena iman.
Lihatlah juga betapa Ka'ab bin Malik begitu menyesal dan merana karena tertinggal pasukan Tabuk. Ia berupaya untuk mencari alibi namun dirasanya tiada yang masuk. Begitu ia harus diasingkan bahkan dijauhkan dari istrinya, ia merasa begitu pilu hatinya tertusuk-tusuk. Meskipun akhirnya ia bisa berbahagia manakala taubatnya diterima oleh Yang Menguasai Segala Mahluk.
Kini tanyakanlah kepada diri kita masing-masing. Adakan kegelisahan sekiranya Al Qur'an akan semakin terasing. Ketika Al Qur'an dilecehkan dan banyak orang tidak mau ambil pusing.
Mari segera kita putuskan untuk ambil bagian dalam membela kemuliaan Al Qur'an. Mari kita datang dan berkumpul dengan saudara-saudara seiman. Luangkan waktu, tenaga, biaya dan fikiran. Semoga kita tidak akan menyesal sepanjang kehidupan.
Bagi yang belum bisa hadir hendaknya tetap ambil bagian. Bisa dengan sebagian harta yang diinfakkan. Bisa dengan do'a munajat yang dilantunkan. Setidaknya dengan ungkapan lisan maupun tulisan tentang pentingnya Aksi Bela Kemuliaan Al Qur'an.
Bogor, 30 November 2016
Muhlisin Ibnu Muhtarom
www.cipining.darunnajah.com
Post a Comment