Siapa
yang tidak pernah lupa. Saya, Anda, atau siapapun pasti pernah lupa. Hanya
kadarnya saja yang berbeda. Ada yang sangat pelupa, hingga sulit mengingat. Ada
pula yang ingatannya tajam, sehingga sulit lupa.
Seringkali menyesali sifat lupa, hanya karena sedikit kerugian
yang diakibatkannya. Kita juga kerap menganggap sifat lupa sebagai pangkal
kebodohan, dan sebaliknya sifat ingat sebagai bukti kecerdasan.
Orang yang mudah menghafal dianggap sebagai orang yang sangat
cerdas. Sebaliknya, orang yang mudah lupa dicap sebagai orang bodoh dan
ceroboh.
Padahal, andai kita mau merenung sejenak, kita akan menemukan
bahwa sifat lupa adalah nikmat yang menakjubkan dari Allah. Sama seperti sifat
ingat yang ada pada kita.
Bayangkan, andai saja Allah tidak memberi kita sifat lupa, maka
kita tidak akan mampu melupakan setiap kejadian yang kita alamai sepanjang
hidup. Kita akan terus ingat, bagaimana kita menjalani masa kecil. Setiap
kejadian yang menggembirakan dan menyedihkan, setiap orang yang kita temui,
setiap tempat yang kita lewati dan kita tinggali. Semuanya akan membekas jelas
dalam ingatan kita. Mungkin, hidup kita akan berat.
Alhamdulillah, Allah memberikan kita sifat lupa. Sehingga kita
dapat melupakan setiap kejadian menyedihkan dalam hidup kita. Melupakan kesalahan
orang lain kepada kita, sehingga kita mudah memaafkan mereka. Melupakan amal
kebaikan yang kita lakukan, sehingga kita tetap bisa ikhlash dan tidak riya’.
“Maka, nikmat manakah yang engkau dustakan?”
arrahmah.com
Post a Comment