7KA2wVmfD46tLXROz6iytLpgfA5SdPnQPMCkzpDM

Jadilah Cyber Army, Boikot Ide Sesat!



Tahun baru, seharusnya nggak ada yang istimewa. Tapi, tiap orang tetiba punya resolusi alias mimpi-mimpi yang ingin direalisasikan setahun ke depan. Kalau boleh kasih saran, gimana kalau resolusinya adalah boikot ide sesat. Wah, apaan tuh?
Kamu pasti tahu kan, Desember lalu masih hangat dalam ingatan, bagaimana umat Islam sontak bersatu padu dalam aksi bela Islam. Aksi 212 membungkam banyak mulut. Mempermalukan banyak pihak. Memutarbalikkan aneka prediksi. Menjungkirbalikkan situasi. Widihh…
Gini ceritanya. Banyak yang meragukan, jumlah massa 212 bakal lebih banyak dari aksi 411. Nyatanya, berkali-kali lipat. Sebelumnya, aparat melarang aksi dilakukan di jalanan ibukota, suruh dipusatkan saja di Monas. Nyatanya, Monas luber, akhirnya tumpah-tumpah pula ke jalanan ibukota yang tadinya dilarang.
Aparat berwenang juga melarang kendaraan umum mengangkut umat Islam yang mau ke Jakarta. Nyatanya, peserta rela jalan kaki. Bahkan, militansi mujahid Ciamis yang menempuh ratusan kilometer membakar semangat mujahid kota lain yang juga memutuskan long march. Seperti Bogor, Depok, Serang, dan sebagainya. Banyak tokoh koar-koar salat Jumat di jalanan nggak sah, nyatanya presiden dan wakilnya, termasuk menteri agama ikut gabung salat bersama. Muka simpen di bantal aja, deh! Malu berat.
Begitulah. Rencana Allah itu indah. Selama membela kebenaran, nggak usah takut dengan segala makar. Maka, moment itu benar-benar resmi jadi perekat umat Islam. Menyatukan banyak golongan. Membangkitkan ghiroh keislaman. Menggetarkan jiwa. Sekaligus, menggentarkan musuh.
Dan, keindahan pasca aksi akbar itu masih terus bergaung hingga kini. Misalnya, umat Islam jadi melek media atau punya media awarness. Aksi 212 sukses membuka kedok, mana media yang berpihak pada Islam dan mana yang anti-Islam.
Umat terbuka mata, bahwa selama ini, media mainstream kerap nggak adil memberitakan fakta tentang umat Islam. Penuh dusta dan cap negatif. Penuh rekayasa dan monsterisasi. Maksudnya, menciptakan opini bahwa umat Islam itu buruk. Keraslah, tidak toleranlah, dll.
Tapi, umat sekarang udah cerdas. Bisa memilah-milah, mana opini yang bener dan mana yang menyesatkan. Hasilnya, umat juga mulai punya sikap. Misalnya, memboikot media yang tidak pro-Islam. Dan bahkan menggelorakan semangat agar umat Islam memiliki media sendiri untuk membangun opini. Bagus.
Perang di Dunia Maya
Saat ini, peran media dalam membangkitkan umat udah nggak bisa ditawar-tawar lagi. Di era teknologi informasi ini, kemampuan umat Islam tidak hanya diuji di ranah fisik. Ya, tuntutan untuk jihad secara nyata berupa perang melawan musuh-musuh Islam belum bisa ditegakkan seluruh umat Islam. Hanya warga muslim di negara-negara konflik yang dijajah negara kafir saja yang berpotensi mati syahid. Seperti warga Palestina, Syuriah, Myanmar, dll.
Di Indonesia yang belum menerapkan sistem Islam, belum bisa memenuhi panggilan jihad memanggul senjata. Saat ini, perang di media menjadi keniscayaan. Maka, sembari tetap menyiapkan kekuatan fisik, umat Islam harus menguasai kekuatan digital.
Alhamdulillah, berkat kesadaran akan pentingnya dakwah melalui media, dengan izin Allah, sudah terwujud tentara-tentara cyber yang siap gerilya di dunia maya. Meruntuhkan opini-opini menyesatkan yang dibangun media masinstream, maupun digelorakan musuh-musuh Islam melalui akun-akun kloningnya. Merekalah cyber army harapan umat.
Kekuatan mereka tidak bisa disepelekan. Meski berbekal cuitan, status atau komentar ala kadarnya di media sosial, nyatanya kekompakan umat Islam berhasil meruntuhkan makar para musuh Islam. Contoh nyata adalah keberhasilan propaganda boikot media sekuler. Betapa besar dampak yang dirasakan. Umat Islam mayoritas negeri ini, tak sudi lagi menonton tayangan media tersebut.
Dan tak kalah dahsyat, boikot produk roti yang secara sepihak lantang mengaku tak mendukung aksi umat Islam. Padahal umat Islam adalah konsumen terbanyak mereka selama ini. Sungguh tidak tahu terima kasih. Kini, rasakan hukuman dari umat Islam yang kompak menyatakan putus hubungan dengan roti tersebut. Dikira roti enak cuma doi yang punya? Huh!
Kuasai Teknologi
Nah, kamu-kamu, ya, kamu, yang masih remaja dan calon pemimpin harapan bangsa. Kamulah masa depan penguasa teknologi informasi. Jangan sampai gaptek, ya. Jadikan akun-akun media sosial yang kamu punya sebagai ajang dakwah. Jadilah cyber army yang cetar membahana. Tampaknya sepele dan sedikit kontribusi jari jemarimu, tapi kamu tak pernah tahu, dampaknya luar biasa bagi kebangkitan umat Islam.
Tentu saja, supaya bisa jadi cyber army yang benar dan terarah, kamu musti banyak-banyak belajar. Bekali akal dengan pemahaman Islam yang mendalam. Belajar mencermati fakta dan menganalisanya. Nggak usah takut menyampaikan kebenaran. Lama-lama kamu pasti bisa dan biasa.
Kuncinya, jangan malas ngaji. Terus benahi kepribadian Islam kamu. Sebab, tanggung jawab masa depan Islam kelak di tanganmu. Termasuk tanggung jawab memikul dakwah, wa bil khusus dakwah melalui media. Melalui aktivitas dakwah yang intensif, baik offline maupun online, umat Islam bakal sukses memboikot ide-ide sesat.
Sumber : Majalah D’Rise edisi Januari
(fauziya/muslimahzone.com)

Related Posts
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

Post a Comment