Menikmati media internet sudah merambah ke berbagai kalangan dan
keberadan internetpun membawa banyak kemudahan bagi kehidupan manusia. Namun,
seperti Yin dan Yang, selalu ada “sisi hitam” yang mengimbangi “sisi putih”
dalam pemanfaatan internet. Psikiater dari Rumah Sakit Priory, Roehampton,
Natasha Biljani, mengemukakan resiko yang ditawarkan internet terhadap
kesehatan mental generasi muda. Menurutnya, internet membawa fenomena
penindasan dan keterbukaan seksual yang berdampak negatif. Semua itu
dimungkinkan oleh dua hal, yakni akses informasi yang luas dan komunikasi
anonim. Keberadaan internetpun menjadikan semuanya menjadi mudah dan siapapun
dapat mengakses internet dengan gampang. Pekerjaan menjadi ringan, tugas
kuliah, PR sekolah diringankan oleh media internet.
Terlepas dari sisi positif internet juga terdapat sisi negatif
yang luar biasa bahkan hingga menyebabkan melayangnya jiwa seseorang. Kejadian
yang menyisakan pilu atas pembunuhan sadis, pemerkosaan hingga kekerasan
seksual yang menimpa Yy (14th) warga desa Kasie Kasubun, nyawanya yang melayang
akibat keganasan dan kebiadaban oleh beberapa pemuda menjadi black list
kebobrokan generasi kekinian yang diperbudak santapan lezat gadget dengan media
internet yang mengakses video porno pada salah satu tersangka menyebabkan buta
hati, gelap mata dan terkunci hati nurani.
Zaman modern kekinian menjadi arus berbagai tindak kejahatan
serta kelalaian generasi terhadap norma agama, kewajiban berbakti kepada
orangtua, kewajiban akan menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh telah direnggut
oleh media gadget dan internet yang mematikan bagi masa depan generasi. Rasa
segan dan hormat terhadap orangtua perlahan terkikis oleh gadget. Nasehat
orangtua seakan dianggap bagaikan kicauan burung yang tak penting untuk
dihiraukan, kepekaan hati terhadap problematika yang menimpa umat telah mati
hingga terkunci rapat karena gadget. Berbagai carapun dilakukan untuk
mendapatkan gadget yang mengikuti arus mode hingga mencuripun dilakoni. Inikah
potret generasi yang dipundaknya banyak harapan bangsa? Inikah generasi yang
kita inginkan? inikah generasi yang mampu membawa perubahan? Sekali lagi tidak!
Era gadget yang menyebabkan generasi alay dengan berbagai
tindakan yang tidak semestinya dilakukan, kebobrokan yang ditunjukkan oleh
generasi alay (anak layangan) dengan mencium ketiak pasangan sebagai tanda
cinta serta bukti kesetiaan kepada pasangan yang belum halal sebagai salah satu
contoh dampak kemerosotan cara berfikir generasi. Generasi seperti inilah yang
diinginkan oleh peradaban barat, generasi yang selalu update mode kekinian
dengan mengesampingkan adat kesopanan, norma agama serta rasa peduli terhadap
sesama yang sangat tipis.
Wahai generasi harapan bangsa! bangunlah dari tidur panjangmu
yang melenakan!
Ikutilah perkembangan zaman tanpa mengesampingkan agama !
Mari menjadi generasi cerdas menuju peradaban mulia dengan
mengedepankan aturan Allah SWT daripada hawa nafsu yang menipu. Gunakan dan
manfaatkanlah gadget dengan bijak sebagai sarana menyebarluaskan kebaikan,
bukan kerusakan.
Wahai sahabat remaja, masa depan bangsa. Bangun, sadarlah dari
tidurmu, lalu bawa perubahan ! sampaikan juga kepada sahabat-sahabat remaja
bahwa liberalisme itu monster jahat yang akan “membunuh” akalmu, melemahkan
jiwamu, merusak akhlakmu, mengeraskan hatimu, menghancurkan hidupmu,
menyuramkan masa depanmu dan menyengsarakan akheratmu.
Dengan berbagai problema diatas, Islam hadir dengan segenap
aturan mulia yang berfungsi untuk mengatur segala tatanan kehidupan baik yang
mengatur hubungan dengan Allah, dengan sesama maupun terhadap diri sendiri yang
mana apabila kita mengadopsi dan menerapkannya kita mendapatkan kemuliaan dunia
dan akherat. Jika Amerika menghabiskan ratusan juta dolar untuk penelitian
dalam mengatasi problem sosial di masyarakatnya, maka dengan bahasa elegan
Sayyid Quthb berujar, “Islam melenyapkan kebiasaan yang telah mengakar di
masyarakat jahiliah hanya dengan beberapa lembar ayat Quran.
Kutipan ilustrasi di atas adalah benar adanya. Islam memiliki
solusi mengakar untuk menciptakan masyarakat yang sehat jiwanya. Islam dengan
seluruh risalahnya yang luhur telah menjaga bangunan masyarakat dengan
penjagaan yang sempurna. Akidah dan hukum-hukum Islam telah menjaga 8 (delapan)
hal yang ada dalam masyarakat yakni: (1) memelihara agama; (2) memelihara
jiwa; (3) memelihara akal; (4) memelihara keturunan; (5) memelihara harta
benda; (6) memelihara kehormatan; (7) memelihara keamanan; (8) memelihara
negara.
Selain kewajiban amar makruf nahi
mungkar serta peran terhormat kaum Muslim untuk menjaga masyarakat, Islam juga
telah memberikan sebuah sistem yang satu dan komprehensif yang akan memberi
kesembuhan masyarakat yang sakit seberapapun parahnya. Sistem ini tiada lain
adalah Khilafah Islam. Sebagaimana perkataan Utsman bin Affan ra. “Sesungguhnya
Allah SWT memberikan wewenang kepada penguasa untuk menghilangkan sesuatu yang
tidak bisa dihilangkan oleh al-Quran.” Khalifah sebagai pemimpin umum umat
Islam akan mengatur berbagai interaksi sosial dan menghilangkan berbagai
penyakit di dalam masyarakat dengan akidah dan hukum-hukum Islam yang mulia. WalLâhu
a’lam bi ash-shawâb.
Post a Comment