Pasukan musuh memasuki desa, dan menodai semua wanita yang ada didesa itu, tak satupun selamat kecuali satu wanita.
Setiap kali tentara musuh mendekatinya (hendak menodainya) dia selalu melawan, memberontak, bahkan membunuhnya.
Sampai pada akhirnya ketika semua tentara musuh meniggalkan desa, berkumpulah semua wanita yang ada didesa itu dengan baju compang-camping dan terlihat penuh penderitaan. Tak lama setelah itu mereka melihat seorang wanita (yang memberontak melawan tentara musuh) pakainya penuh dengan darah dan membawa kepala tentara musuh ditangan kirinya.
Para wanita itu pun terkesima dan kagum denga kehebatan-Nya karena mampu melawan tentara musuh.
Namun kekaguman itu berubah menjadi rasa khawatir yang sangat yang sangat memuncak, mereka sadar, jika nanti suami mereka mengetahui ada seorang wanita yang selamat dari penodaan itu, dan lebih memilih melawan tentara musuh, bahkan rela mati karena mempertahankan kesucian-nya, tentu mereka akan malu dihadapan suaminya karena lebih memilih dinodai dari pada melawan.
Seperti dikomanda rasa kekhawtiran, mereka beramai-ramai menyerang wanita itu dan membunuhnya. Ya MEMBUNUH KEBENARAN
Ya itulah zaman sekarang, banyak orang beramai-ramai menjatuhkan, mencela, bahakan membunuh seseorang karena dia masih konsisten memegang kebenaran yang ada, mereka lebih memilih hidup yang terlihat tenang, padahal dibelakangnya terdapat cela dan dusta, hidup dalam aib, kelemaha, dan menuju kehancuran yang nyata.
Mari...! Sebelum terlambat kita pastika kita berpihak pada KEBENARAN.
Hanif/SantriSmart
Post a Comment